Konsep ini mungkin baru terdengar, tapi sejatinya konsep ini telah diterapkan di Indonesia melalui kearifan lokal oleh Masyarakat adat di beberapa lokasi di Indonesia. Namun demikian, seiring berjalannya waktu, konsep yang memadukan pengelolaan lanskap darat dan laut seperti menjadi suatu hal yang baru di Indonesia.
Untuk mendukung keterpaduan pengelolaan ini, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan dengan tetap mempertahankan kesehatan ekosistem yang tercermin dalam pembangunan ekonomi hijau. Komitmen pemerintah ini mendapatkan dukungan dari Pemerintah Jerman, dan dengan Kerjasama bilateral antar negara, kemudian tersedialah sejumlah pendanaan yang bertujuan untuk mengurangi degradasi darat dan Iaut di Indonesia, meningkatkan ketahanan ekosistem, sehingga dapat mewujudkan mata pencaharian yang berketahanan iklim melalui Proyek Solusi Pengelolaan Lanskap Darat dan Laut Terintegrasi di Indonesia (SOLUSI).
Intervensi lokasi untuk pelaksanaan Proyek SOLUSI adalah berada di tiga Provinsi (Sulawesi Tengah, Jawa Tengah dan Bangka Belitung) yang mencangkup delapan kabupaten. Di Provinsi Sulawesi Tengah, implementasi kegiatannya dilaksanakan di tiga kabupaten (Sigi, Donggala dan Parigi Moutong) dan satu Kota (Palu). Pada tanggal 6 Maret 2024 bertempat di Hotel Best Western, Proyek Solusi memulai implementasinya di Provinsi Sulawesi Tengah dengan melaksanakan kegiatan lokakarya perencanaan yang bertujuan untuk menyampaikan konsep, metode pengelolaan lanskap darat-laut, menyampaikan gambaran umum proyek SOLUSI dan untuk mendapatkan masukan dari para pihak terkait rencana kerja pelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan di mulai dari tahun 2024 sampai dengan tahun 2028.
Proyek SOLUSI akan menjadi katalisator pengelolaan sistem terestrial dan perairan berkelanjutan dan akan memberikan dukungan kepada seluruh sektor, baik pemerintah pusat, daerah, maupun pemangku kepentingan lokal. Program ini akan meningkatkan rencana tata ruang dan pembangunan, memperkenalkan model bisnis berkelanjutan, mengembangkan ekowisata, dan mengelola sampah terintegrasi di lokasi ekowisata.
Palu, 20 Maret 2024
Ifran Imanda
Technical Advisor GIZ Solusi
Comments